Minggu, 23 Desember 2012

Makalah Seni | Kesenian Budaya Tradisional Jaranan

MAKALAH SENI | KESENIAN BUDAYA TRADISIONAL JARANAN merupakan sebuah makalah seni dan budaya dengan judul selengkapanya Kesenian Budaya Tradisional Jaranan di Kediri. Makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Sejarah Kesenian Indonesia oleh mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Brawijaya Malang.

Penari Jaranan (Jaran Kepang)

Kesenian tradisional jaran kepang (kuda kepang) memang susah kalau bersaing dengan kesenian yang lebih modern. Hanya kecintaan para senimannya yang membuat mereka bertahan dengan kesenian yang hidup dan berlangsung secara turun-temurun tersebut. Meski kini sudah hampir tidak pernah ada yang nanggap, para senimannya tetap ingin menurunkan kesenian itu pada anak cucunya. Para seniman ingin tetap hidup dari sini, meski dia harus mengamen.Tarian Tradisional Jawa ini cukup tenar. Sesuai namanya, Jaran Kepang artinya kuda-kudaan dari kepangan bambu. Belakangan kulit kambing dan kulit sapi juga dijalin untuk membuat jaran kepang.

Dalam pertunjukkan ini penari bakal terus menunggang kuda tersebut dan bertingkah seolah-olah si jaran kepang hidup. Awalnya semua menari teratur dan bergoyang seperti kuda mengikuti ritme musik. Setelah beberapa saat, mendadak penari kesurupan dan mulai seperti kerasukan kuda. Mereka berlari, melompat, dan berperilaku sama dengan kuda. Ada yang cukup kalem, tapi kebanyakan jadi liar. Mereka meminum banyak air, menelan daun pisang, kembang, dan gabah, layaknya kuda sungguhan. Jaran Kepang biasa diiringi para pemain gamelan. Selain itu, ada pula gambuh, semacam sosok yang memiliki daya mistis yang mengambil peran sebagai dalang pertunjukkan dan bertanggung jawab terhadap kesurupan. 

Sebelum pertunjukkan mulai, gambuh dan pengiringnya khusyuk dalam doa serta menggelar sederet upacara. Lengkap dengan dupa (kemenyan yang dicampur minyak wangi tertentu kemudian dibakar), buceng (berisi ayam panggang jantan dan beberapa jajan pasar, satu buah kelapa dan satu sisir pisang raja), kembang boreh (berisi kembang kantil dan kembang kenanga), ulung-ulung (berupa seekor ayam jantan yang sehat), serta kinangan (berupa satu unit gambir, suruh, tembakau, dan kapur yang dilumatkan menjadi satu lalu diaduk dengan tembakau). Begitu gambuh memberikan isyarat tertentu, dalam sekejap semua penari kesurupan. Dialah yang akan memberikan instruksi pada kelompok penari dan juga penonton. Di akhir pertunjukkan, dia juga yang melepaskan para penari dari kesurupannya. Menurut sejarah, tarian ini diangkat dari cerita rakyat Kediri, tepatnya pada masa pemerintahan Prabu Amiseno dari Kerajaan Ngurawan.

BACA DAN DOWNLOAD. Selengkapnya makalah seni dan budaya ini dapat dibaca atau didownload dengan mengklik gambar di bawah.


Makalah tersedia dalam file berformat microsoft office word setebal 14 halaman yang dilengkapi dengan halaman judul, dan daftar pustaka.

PANDUAN DOWNLOAD. Bila mengalami kendala atau bingung saat hendak membaca atau mendownload, baca Cara Download. Dan bila ingin membaca berbagai judul makalah lainnya, baca Daftar Makalah.

Semoga makalah ini bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar